Dari Lokakarya penanganan Kawasan Kumuh: Peran Universitas Muhammadiyah Sorong Penting
UMSorong. Universitas Muhammadiyah Sorong sebagai institusi akademik diharapkan memiliki peran dalam percepatan penanganan masalah kumuh, demikian dikatakan Kepala Bappeda Kota Sorong , Rahman , S.STP.,M.Si dalam sebagian dari arahannya pada pembukaan Lokakarya Percepatan Penanganan Permasalahan Kumuh Kota Sorong (15/02), lebih lanjut Rahman mengatakan Pelaksanaan Lokakarya ini merupakan bagian dari tugas pokok fungsi program Kota Tanpa Kumuh (Program Kotaku Kota Sorong). Dimana masalah permukiman kumuh di kota Sorong menjadi sasaran utama dari program ini, dan semua stakeholder terkait diharapkan berperan aktif.
Lokakarya ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari semua stakeholder terkait , atas hasil yang telah dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan Masyarakat (FKA-BKM) Kota Sorong dalam Program Kota Tanpa Kumuh ( KOTAKU). Koordinator Kotaku, Robertus Frank, S.Hut mengatakan setelah selama dua tahun program Kotaku berakselerasi di kota Sorong, melalui pendataan permasalahaan dengan meninjau langsung titik-titik permukiman warga (RT/RW/Kelurahan) di 41 kelurahaan se-kota Sorong dengan bermitra dengan aparat kelurahaan serta pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang ada. selanjutnya untuk tahun 2017 baru dilakukan kegiatan pada 15 Kelurahan melalui Dana Bantuan Investasi (DBI) KemenPU dan Perumahan Rakyat. “Semua persoalan atau permasalahaan tersebut sudah dipetakan dalam bentuk dokumen sebagai informasi. Pada tahun anggaran 2017 yang lalu pemerintah pusat melaui Kementrian PU-PR mengucurkan dana bantuan guna menangani permasalahaan tersebut,” jelasnya kepada Humas UMSorong.
Kegiatan lokakarya yang dihadiri Perwakilan Dinas Pemukiman Kota , Kepala Distrik , Para Ketua BKM Kelurahan sekota Sorong serta Lembaga lembaga swadaya di Kota Sorong, menghadirkan pembicara antara lain Wakil ketua DPRD Kota Sorong Selestnus Paundanan, Kabid Fisik Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Sorong , Thomas Jitmau, S.Kom, Irman Amri , ST.,MT Dekan Fakultas Teknik UM Sorong, Martina Yumte mewakili Bank Papua , juga menghadirkan Ketua BKM Kota untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan kegiatan, dengan di Pandu oleh Ketua Program KOTAKU Robertus Frank, S.Hut.
Dalam materinya Irman Amri , ST.,MT yang hadir menggantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong untuk memberi materi , memulai dengan memperjelas pemahaman dan interpretasi yang sering salah dalam mengartikan sebuah kawasan sebagai kawasan kumuh. karena ini menjadi penting agar dalam penyelesaian permasalahannya lebih memberikan arah dan meninggalkan potensi permasalahan antara pemerintah dan warga dengan model model penyelesaian berbentuk paksaan atau penggusuran. lebih lanjut irman mengatakan setidaknya ada beberapa penyebab kawasan menjadi kumuh antara lain Perkembangan kota dan mobilitas penduduknya, Ketidakmampuan memperoleh fasilitas pemukiman terjangkau, Keinginan untuk mudah mengakses tempat bekerja atau berusaha, Ketidaksimbangan antara pertumbuhan penduduk dan kemampuan untuk menyediakan pemukiman baru , Pembiaran tanpa solusi.
Terkait pemukiman kumuh secara umum beberapa permasalahan yang sering terjadi antara lain Ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni, rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya kebakaran, sarana jalan yang sempit dan tidak memadai, Tidak tersedianya jaringan drainase, Kurangnya suplai air bersih , Jaringan listrik yang semrawut , fasilitas MCK yang tidak memadai. namun demikian Untuk kota Sorong situasinya belum seburuk yang sering kita lihat di Kota lainnya, karena penyebab munculnya wilaah kumuh belum banyak , berdasarkan data luasan kawasan kumuh kota sorong jika diakumulasi baru sekitar 57,70 hektar , ini relatif kecil dibanding luasan kota sorong secara keseluruhan .
Diakhir paparannya Irman menjelaskan potensi keterlibatan perguruan tinggi dalam penyelesaian masalah terutama antara lain Melakukan proses penelitian /Studi kajian terhadap persoalan yang berkaitan dengan kekumuhan, melakukan proses peningkatan kesadaran dan kemampuan MBR untuk dapat mencapai kualitas yang lebih baik, melakukan kegiatan kegiatan pengabdian masyarakat dengan sasaran masyarakat wilayah Kumuh, bersama pemerintah mengkaji pelaksanaan aktifitas terkait pengentasan permasalahan kumuh kota, bersama Pemerintah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pengentasan kawasan kumuh.
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong Dr.H.Hermanto Suaib, MM ketika diminta komentarnya mengatakan sebagai pimpinan Institusi akademik kami pasti punya perhatian terhadap semua persoalan yang ada di masyarakat dan pemerintah, posisi kami adalah mitra maka manfaatkan kami sebaik baiknya , dan beri kami ruang seluas luasnya jika ada aktifitas kami yang mau didorong untuk membatu masyarakat dan pemerintah , demikian Rektor memberi tanggapan. (Widi)